Jumat, 30 Maret 2018

KONSERVASI BANGUNAN TUA-BERSEJARAH

STUDI KASUS: BANGUNAN LAWANG SEWU - SEMARANG, JAWA TENGAH


Gedung Lawang Sewu bagi masyakarat dan petunjuk pengelolaan gedung Lawang Sewu bagi pengelola bangunan. Menyadari bahwa warisan ini pada dasarnya tak terbarukan (non renewable) dan perlahan tapi pasti akan punah, upaya pelestarian menjadikan para pemerhati yang peduli akan nilai dan manfaat warisan budaya berupaya dan berpikir positif bahwa masyarakat membutuhkan pembelajaran dan pembuktian. PT Kereta Api (persero) dalam konteks sisem kebudayaan juga semakin dituntut untuk menjadi pelopor di bidang heritage management, salah satunya adalah melestarikan warisan budaya dilingkungannya sendiri sebagai bentuk upaya memperkokoh jati diri perusahaan sekaligus sebagai bentuk Corporate Social Responsibility kepada masyarakat.

 Lawang Sewu Mengalami revitalisasi

Melakukan inventarisasi benda cagar budaya (bangunan kuno-bersejarah)
Tahapan yang dilakukan :
  • Pendataan Kerusakan, bekerjasama dengan Pusat Studi Urban Unit Heritage Universitas Katolik Soegijapranata
  • Awal Juni 2009 dilakukan uji praktek pekerjaan pemugaran pada beberapa ruangan dipandu oleh Paul Hunter dari New York University
  •  Awal Juni 2009 mengajukan ijin perbaikan / perawatan ke Dinas Tata Kota Pemkot Semarang, dengan menyelesaikan beberapa kewajiban ; a. PembayaranPBB b. Rekomendasi dari BP3 (Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala) Jawa Tengah
  •  Juli 2009 melakukan kerjasama dengan BP3 untuk melakukan studi teknis perbaikan Gedung   Lawang Sewu sekaligus untuk memenuhi syarat perijinan.
  • Telah dilakukan tahap awal perbaikan hall dan lobby Gedung A (bagian atap dan dinding)   sebagai uji bahan & uji teknis pengerjaan
  • September 2009, ijin dari BPPT (Badan Pelayanan Perijinan Terpadu ) Pemerintah Kota Semarang untuk perbaikan dan perawatan Gedung Lawang Sewu. Sehingga setelah ijin keluar, maka dimulailah perbaikan dan perawatan Gedung Lawang Sewu tahap selanjutnya, melalui Proses Lelang.
  • Pemanfaatan Gedung Lawang Sewu Zona A akan bekerjasama dengan Departemen  Perdagangan Republik Indonesia
  • Pemanfaatan Gedung Lawang Sewu Zona B akan dikomersialkan
  • Sistem management Gedung Lawang Sewu akan dikelola secara profesional terkait perawatan gedung, keamanan, promosi dan pemasaran oleh Unit Pelaksana Teknis dan seluruh pendapatan komersial merupakan pendapatan Daerah Operasi 4 Semarang

KONSERVASI
Konservasi adalah upaya untuk melestarikan, melindungi serta memanfaatkan sumber daya suatu tempat, seperti gedung-gedung tua yang memiliki arti sejarah atau budaya, kawasan dengan kepadatan pendudukan yang ideal, cagar budaya, hutan lindung dan sebagainya”

JENIS-JENIS KONSERVASI

Menurut (Marquis-Kyle dan Walker, 1996; Al vares, 2006), konservasi dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
Preservasi
            Preservasi adalah mempertahankan (melestarikan) yang telah dibangun disuatu tempat dalam      keadaan aslinya tanpa   ada perubahan dan mencegah penghancuran.
Restorasi
            Restorasi adalah pengembalian yang telah dibangun disuatu tempat ke kondisi semula yang        diketahui, dengan   menghilangkan tambahan atau membangun kembali komponen-komponen            semula tanpa menggunakan bahan baru.
Rekontruksi
            Rekontruksi adalah membangun kembali suatu tempat sesuai mungkin dengan kondisi                semula yang diketahui dan   diperbedakan dengan menggunakan bahan baru atau lama.
Adaptasi
            Adaptasi adalah merubah suatu tempat sesuai dengan penggunaan yang dapat digabungkan.
Revitalisasi
            Revitalisasi adalah kegiatan pengembangan yang ditujukan untuk menumbuhkan kembali             nilai-nilai penting cagar   budaya dengan penyesuaian fungsi ruang baru yang tidak bertentangan         dengan prinsip pelestarian dan nilai budaya   masyarakat.

Pelaksanaan Konservasi Bangunan Sejarah
Pelaksanaan konservasi akan disesuaikan dengan kondisi bangunan tua tersebut. Sebelum melakukan konservasi, sebaiknya mengidentifikasi aspek pertimbangan pada bangunan tua tersebut. Aspek-aspek tersebut kemudian diuraikan berdasarkan komponen yang akan diatur dalam konservasi. Setelah itu dari komponen itu akan dirumuskan dasar pengaturannya dan menetapkan sasaran yang akan dicapai dalam konservasi. Kegiatan pengaturan komponen juga dilakukan sesuai kondisi bangunan tua tersebut. Pelaksanaan konservasi tersebut dibagi dalam beberapa tingkat berdasarkan kondisi masing-masing komponen pada bangunan, yaitu:
  • Mempertahankan dan memelihara, yaitu mempartahankan dan memelihara komponen yang diatur pada bangunan tua yang sangat berpengaruh pada karakter bangunan dan kondisinya masih baik.
  • Memperbaiki, yaitu memperbaiki komponen pada bangunan tua yang kondisinya sudah rusak sesuai bentuk asli.
  •  Mengganti, yaitu mengganti variabel yang diatur pada bangunan tua yang rusak dan tidak bisa diperbaiki lagi dengan bentuk sesuai dengan kondisi asli. Jika bentuk asli tidak teridentifikasi, dapat dilakukan penyesuaian dengan bentuk-bentuk lain yang terdapat pada bangunan lain yang setipe.
  • Menambah dengan penyesuaian terhadap bentuk asli, yaitu melakukan penambahan komponen yang boleh dilakukan jika dilakukan pengembangan, terutama yang merupakan penyesuaian terhadap fungsi, dengan batasan bentuk baru tidak merusak karakter asli bangunan dan dibuat sesuai dengan bentuk yang telah ada.


Sumber : 
http://arinafaila.blogspot.co.id/2014/04/makalah-konservasi-bangunan-kuno_18.html
https://sawahluntomuseum.wordpress.com/2017/01/06/konservasi-bangunan-bersejarah/
https://prezi.com/5qngfpz5qtvp/konservasi-bangunan-kuno-dan-bersejarah/




Selasa, 28 November 2017

"NIHIWATU SUMBA" HOTEL TERBAIK DI DUNIA



Nihiwatu didapuk sebagai hotel terbaik di dunia tahun 2016 oleh majalah wisata , Travel+Leisure. Apa istimewanya hotel yang terletak di Sumba Barat tersebut?

Tiap tahun, majalah berbasis di Amerika Serikat yakni Travel+Leisure mengadakan survei untuk berbagai kategori di bidang pariwisata. Baru-baru ini, Nihiwatu yang terletak di Sumba didaulat sebagai hotel terbaik nomor 1 dari ajang "World's Best Travel Awards 2016". Nihiwatu mengalahkan deretan hotel bergengsi di AS, Selandia Baru, Australia, serta Ekuador dan Cile.
Warga Indonesia patut berbangga. Prestasi ini cukup bergengsi di kalangan pelaku industri pariwisata dunia. Lalu, apa yang membuat hotel ini menjadi yang terbaik dibanding hotel-hotel bergengsi lainnya?



Nihiwatu punya vila tiga kamar berbentuk rumah pohon, terletak di atas tebing, menghadap langsung Samudera Hindia. (DOK. NIHIWATU)
Nihiwatu terletak di Desa Hobawawi, Wanukaka, Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur. Mengutip rilis yang diterima KompasTravel, Sabtu (9/7/2016), hotel ini menggabungkan kemewahan dengan unsur budaya lokal.

"Kami memperluas pemahaman kami sebagai 'resor surgawi', dan kini telah menciptakan sebuah destinasi yang memiliki rekam jejak geografi yang kuat, dengan ruang gerak yang sangat luas, yang memungkinkan para tamu untuk berkelana di keliaran alam Sumba," tutur Managing Partner Nihiwatu, James McBride, seperti dikutip dari siaran pers tersebut.

Satu hal yang paling membedakan Nihiwatu dengan hotel-hotel lainnya adalah kegiatan social responsibility yang dilakukan pihak hotel bersama para tamunya.

Sebagian dari keuntungan Nihiwatu disumbangkan ke Yayasan Sumba (Sumba Foundation) yang dipelopori oleh pendiri Nihiwatu, Claude Graves dan Sean Downs pada 2001. Di Nihiwatu, 90 persen pekerjanya adalah warga lokal Sumba.



Di Nihiwatu, aktivitas yang bisa dilakukan beragam, mulai dari paket "safari spa" seharian penuh sampai eksplorasi pulau. (DOK. NIHIWATU)
Nihiwatu punya vila tiga kamar berbentuk rumah pohon, terletak di atas tebing, menghadap langsung Samudera Hindia. Selain itu, ada lebih dari 33 akomodasi vila dengan kolam renang pribadi serta pemandangan indah ke Pantai Nihi.

Aktivitas yang bisa dilakukan beragam, mulai dari paket "safari spa" seharian penuh sampai eksplorasi pulau. Anda bisa trekking menuju beberapa air terjun tersembunyi, pesawahan yang indah, juga desa lokal dan desa seniman. Ada pula piknik makan siang komplit dengan jamuan kelapa segar yang baru jatuh dari pohon.

Occy's Left, begitu nama private beach yang letaknya tidak jauh dari Nihiwatu. Ini adalah surf spot ternama di kalangan peselancar profesional.  Tempat berselancar yang jauh dari hiruk pikuk Canggu, Suluban, dan pantai-pantai mainstream lainnya di Bali.



Anda yang ingin menginap di Nihiwatu harus rela merogoh kocek agak dalam. Harga per malamnya mulai dari 650 dollar AS (Rp 8,5 juta) untuk One Bedroom Villa sampai 12.000 dollar AS (Rp 157 juta) untuk Five Bedroom Estate. (DOK. NIHIWATU)
Bersama staf profesional yang terlatih, para tamu di Nihiwatu bisa memancing di laut lepas, snorkeling, juga spearfishing. Saat sunset, tamu akan diajak menikmati terbenamnya matahari dengan naik kuda di pesisir pantai.

Anda yang ingin menginap di Nihiwatu harus rela merogoh kocek agak dalam. Harga per malamnya mulai dari 650 dollar AS (Rp 8,5 juta) untuk One Bedroom Villa sampai 12.000 dollar AS (Rp 157 juta) untuk Five Bedroom Estate. Namun saat high season yang jatuh pada Juni-Oktober dan Desember-Januari, harganya bisa dua kali lipat.


Meski begitu, tak sedikit wisatawan yang rela menghabiskan bujet sebesar itu untuk menginap di Nihiwatu. Menginap dengan mewah dan nyaman, sekaligus secara langsung membantu komunitas lokal.



SUMBER: 
http://travel.kompas.com/read/2016/07/09/170700827/Nihiwatu.Sumba.Inilah.Hotel.Terbaik.di.Dunia

Rabu, 01 November 2017

KRITIK ARSITEKTUR TENTANG BANGUNAN “RUMAH SEJARAH PONDOK CINA”

SEJARAH
        Tengoklah Rumah Tua Pondok Cina. Rumah bergaya arsitektur Belanda itu harus terapit megahnya pembangunan hotel di area pusat perbelanjaan megah Margo City. Mungkin musisi legendaris Iwan Fals tak salah jika dia pernah membuat lagu berjudul 'Ujung aspal Pondok Gede'. "Sampai saat tanah moyangku tersentuh sebuah rencana dari serakahnya kota," begitu petikan reff rain karya Virgiawan Listanto yang masih membumi saat ini. Petikan itu seolah menjadi pembenaran atas pembangunan sebuah kota. Esensi pembangunan massal menjadi seolah wajar jika situs bersejarah harus menjadi kenangan. "15 tahun lalu rumah itu masih dalam kondisi utuh," kata Adi, 50 tahun warga asli Pondok Cina saat ditemui kemarin. Kini bangunan itu memang terbengkalai.
           



          Tepatnya sejak pembangunan hotel tepat di depan Margo City Square. Area di pelataran rumah tua Pondok Cina kini ditutup sementara oleh pengembang Margo City, PT Puri Dibya. Rumah itu memang menjadi daya tarik bagi pengunjung Margo City. Ulasan sejarah Kota Depok itu pun ditorehkan melalui media reklame buat menambah daya tarik pengetahuan pengunjung. Sebelum ditutup sementara, rumah Pondok Cina pernah dijadikan cafe. Oh La La Cafe pernah nangkring di rumah tua itu untuk melengkapi sarana area pusat perbelanjaan Margo City Square. Setelah itu Old House Coffe menjadi penghuni selanjutnya. Pengunjung bisa menikmati kopi sambil berhayal jadi tuan tanah. Maklum, Old House Coffe memanjakan pengunjung dengan menyeruput kopi sambil menikmati sisa gaya arsitektur Belanda rumah tua itu.
           

         Kini rumah itu seoalah tak terurus. Cat di dinding rumah tua Pondok Cina sebagian mengelupas. Pelataran dengan lantai berwarna merah itu bercampur dengan tanah. Deru mesin pemotong dari para pekerja bangunan hotel itu menjadi lagu merdu bagi para pengunjung yang sekadar ingin melongok rumah Pondok Cina. Sekilas rumah itu memang tak berubah. Namun beberapa bagian ada penambahan. Misalnya, atap rumah bisa dijadikan tempat buat nongkrong. Padahal sebelum dibangun Margo City, rumah Pondok Cina bisa dilihat ketika melintas di Jalan Margonda Raya. "Dulu hanya dipagari seng dan berisi tukang tanaman," ujar Adi mengenang. Kini jangan harap rumah Pondok Cina bisa terlihat dari Jalan Margonda Raya.

  
DAFTAR PUSTAKA :


Kamis, 06 Oktober 2016

UNDANG-UNDANG TENTANG HUKUM PRANATA PEMBANGUNAN

UNDANG - UNDANG NO.4 tahun 1992 tentang Perumahan & Pemukiman. Dalam Undang - Undang ini terdapat 10 BAB (42 pasal) antara lain yang mengatur tentang :
1. Ketentuan Umum ( 2 pasal )
2. Asas dan Tujuan (2 pasal )
3. Perumahan ( 13 pasal )
4. Pemukiman ( 11 pasal )
5. Peran Serta Masyarakat ( 1 pasal )
6. Pembinaan (6 pasal )
7. Ketentuan Piadana ( 2 pasal )
8. Ketentuan Lain - lain ( 2 pasal )
9. Ketentuan Peralihan ( 1 pasal )
10. Ketentuan Penutup ( 2 pasal )

Bab 1
 berisi antara lain :
1. Fungsi dari rumah
2. Fungsi dari Perumahan
3. Apa itu Pemukiman baik juga fungsinya
4. Satuan lingkungan pemukiman
5. Prasarana lingkungan
6. Sarana lingkungan
7. Utilitas umum
8. Kawasan siap bangun
9. Lingkungan siap bangun
10. Kaveling tanah matang
11. Konsolidasi tanah permukiman

Bab 2
Asas dan Tujuan, isi dari bab ini antara lain : Penataan perumahan dan permukiman berlandaskan pada asas manfaat, adil dan merata, kebersamaan dan kekeluargaan, kepercayaan pada diri sendiri, keterjangkauan, dan kelestarian lingkungan hidup.

Tujuan penataan perumahaan dan pemukiman :
• Memenuhi kebutuhan rumah sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia, dalam rangka peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat
• Mewujudkan perumahan dan permukiman yang layak dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi, dan teratur
• Memberi arah pada pertumbuhan wilayah dan persebaran penduduk yang rasional
• menunjang pembangunan di bidang ekonomi, sosial, budaya, dan bidangbidang lain.

Bab 3
Perumahan, isi bab ini antara lain :
• hak untuk menempati /memiliki rumah tinggal yang layak
• kewajiban dan tanggung jawab untuk pembangunan perumahan dan pemukiman
• pembangunan dilakukan oleh pemilik hak tanah saja
• pembangunan yang dilakukan oleh bukan pemilik tanah harus dapat persetuan dari pemilik tanah / perjanjian
• kewajiban yang harus dipenuhi oleh yang ingin membangun rumah / perumahan
• pengalihan status dan hak atas rumah yang dikuasai Negara
• Pemerintah mengendalikan harga sewa rumah
• Sengketa yang berkaitan dengan pemilikan dan pemanfaatan rumah diselesaikan melalui badan peradilan
• Pemilikan rumah dapat beralih dan dialihkan dengan cara pewarisan
• dll

Bab 4
Permukiman, isi bab ini antara lain :
• Pemenuhan kebutuhan permukiman diwujudkan melalui pembangunan kawasan permukiman skala besar yang terencana
• tujuan pembangunan permukiman
• Pelaksanaan ketentuandilaksanakan sesuai dengan rencana tata ruang wilayah
• Program pembangunan daerah dan program pembangunan sektor mengenai prasarana, sarana lingkungan, dan utilitas umum
• Penyelenggaraan pengelolaan kawasan siap bangun dilakukan oleh badan usaha milik Negara
• kerjasama antara pengelola kawasan siap bangun dengan BUMN
• Di wilayah yang ditetapkan sebagai kawasan siap bangun Pemerintah memberikan penyuluhan dan bimbingan, bantuan dan kemudahan
• ketentuan yang wajib dipenuhi oleh badan usaha dibidang pembangunan perumahan
• tahap - tahap yang dilakukan dalam pembangunan lingkungan siap bangun
• kegiatan - kegiatan untuk meningkatkan kualitas permukiman
• dll

Bab 5
Peran serta masyarakat, isi bab ini antara lain :
• hak dan kesempatan yang sama untuk turut serta dalam pembangunan perumahan / permukiman
• keikutsertaan dapat dilakukan perorangan / bersama

Bab 6
Pembinaan, isi bab ini antara lain :
• bentuk pembinanaan pemerintah dalam pembangunan
• pembinaan dilakukan pemerintah di bidang perumahan dan pemukiman
• Pembangunan perumahan dan permukiman diselenggarakan berdasarkan rencana tata ruang wilayah perkotaan dan rencana tata ruang wilayah
• dll.

Bab 7
Ketentuan Pidana, isi bab ini antara lain :
• hukuman yang diberikan pada yang melanggar peraturan dalam pasal 7 baik disengaja ataupun karena kelalaian.
• dan hukumannya dapat berupa sanksi pidana atau denda.

Bab 8
Ketentuan Lain-lain, isi bab ini antara lain :
• Penerapan ketentuan pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 tidak menghilangkan kewajibannya untuk tetap memenuhi ketentuan Undang-undang ini.
• Jika kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 tidak dipenuhi oleh suatu badan usaha di bidang pembangunan perumahan dan permukiman, maka izin usaha badan tersebut dicabut.

Bab 9
Ketentuan Peralihan, isi bab ini antara lain :
• Pada saat mulai berlakunya Undang-undang ini, semua peraturan pelaksanaan di bidang perumahan dan permukiman yang telah ada tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Undang-undang ini atau belum diganti atau diubah berdasarkan Undang-undang ini.

Bab 10
Ketentuan Penutup, isi bab ini antara lain :
• Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang nomor 6 tahun 1962 tentang Pokok-pokok perumahan (Lembaran Negara Tahun 1962 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2476) menjadi Undang-undang (Lembaran Negara Tahun 1964 nomor 3,
• Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan dan penerapannya diatur dengan Peraturan Pemerintah selambat-lambatnya 2 (dua) tahun sejak Undang-undang ini diundangkan.



PENGAPLIKASIAN DARI UU TERSEBUT YAITU Pada tahun 1980 penduduk perkotaan berjumlah sekitar 32,85 juta (22,27% dari jumlah penduduk nasional). Tahun 1990 jumlah penduduk perkotaan menjadi sekitar 55,43 juta (30,9% dari jumlah penduduk nasional). Tahun 1995 jumlah penduduk perkotaan menjadi sekitar 71.88 juta (36,91% dari jumlah penduduk nasional). Saat ini jumlah penduduk perkotaan seluruhnya diperkirakan mencapai hampir 110 juta orang, dengan pertumbuhan tahunan sekitar 3 juta orang. Sensus penduduk tahun 2000 mencatat total jumlah penduduk adalah 206.264.595 jiwa. 2Tingkat urbanisasi mencapai 40% (tahun 2000), dan diperkirakan akan menjadi 60% pada tahun 2025 (sekitar 160 juta orang)3. Laju pertumbuhan penduduk perkotaan pada kurun waktu 1990-2000 tercatat setinggi 4,4%/tahun, sementara pertumbuhan penduduk keseluruhan hanya 1,6%/tahun. Perkembangan kota-kota yang pesat ini disebabkan oleh perpindahan penduduk dari desa ke kota, perpindahan dari kota lain yang lebih kecil, pemekaran wilayah atau perubahan status desa menjadi kelurahan. Ruang dilihat sebagai wadah dimana keseluruhan interaksi sistem sosial (yang meliputi manusia dengan seluruh kegiatan sosial, ekonomi, dan budaya) dengan ekosistem (sumberdaya alam dan sumberdaya buatan) berlangsung. Ruang perlu ditata agar dapat memelihara keseimbangan lingkungan dan memberikan dukungan yang nyaman terhadap manusia serta mahluk hidup lainnya dalam melakukan kegiatan dan memelihara kelangsungan hidupnya secara optimal.

Jumat, 30 September 2016

HUKUM PRANATA PEMBANGUNAN




Pengertian Hukum

A.  Menurut KBBI

   Hukum adalah peraturan atau adat yang secara resmi dianggap mengikat, yang dikukuhkan oleh penguasa atau pemerintah; undang - undang, peraturan, dsb untuk mengatur pergaulan hidup masyarakat, patokan (kaidah, ketentuan) mengenai peristiwa (alam,dsb) yang tertentu; keputusan (pertimbangan) yang ditetapkan oleh hakim (dalam pengadilan)

B.  3 Pengertian Hukum Menurut Para Ahli

·         Plato
    Hukum adalah seperangkat peraturan-peraturan yang disusun secara baik dan teratur dan berssifat mengikat hakim dan masyarakat

·         Immanuel Kanh
    Hukum adalah segala keseluruhan syarat dimana seseorang memiliki kehendak bebas dari orang yang satu dapat menyesuaikan diri dengan kehendak bebas dari orang lain dan menuruti peraturan hokum tentang kemerdekaan

·         Borts
    Hukum adalah keseluruhan peraturan bagi perbuatan manusia di dalam kehidupan bermasyarakat. Dimana pelaksanaan nya bias dipaksakan dengan tujuan mendapatkan keadilan


Pengertian Pranata

     Pranata adalah interaksi antar individu atau kelompok atau kumpulan, pengertian individu dalam satu kelompok dan pengertian individu dalam satu perkumpulan memiliki makna yang berbeda.

Pengertian Pembangunan

     Pembangunan adalah perubahan individu atau kelompok dalam kerangka mewujudkan peningkatan kesejahteraan hidup.

Pengertian Hukum Pranata Pembangunan
       Hukum Pranata Pembangunan adalah peraturan resmi yang mengatur tentang interaksi antar
individu dalam melakukan perubahan untuk mewujudkan peningkatan kesejahteraan hidup.
           
            Dalam arsitektur khususnya Hukum Pranata Pembangunan lebih memfokuskan pada peningkatan
kesejateraan hidup yang berhubungan dengan intropeksi individu dengan lingkungan binaan. Intropeksi yang terjadi menghasilkan hubungan kontrak antar individu yang terkait seperti (owner), konsultan (arsitek), kontraktor (pelaksana), dan unsur pendukung lainya dalam rangka mewujudkan ruang atau bangunan untuk memenuhi kebutuhan bermukim

Hukum Pranata Pembangungan memiliki 4 unsur :

·         Manusia

    Unsur pokok dari pembangunan yang paling utama adalah manusia. Karena manusia
merupakan sumber daya paling utama dalam menentukan pengembangan pembangunan
   
·         SDA

    Sumber daya alam merupakan factor penting dalam pembangunan yang mana
sebagai sumber utama dalam pembuatan material untuk proses pembangunan
   
·         Modal

    Modal factor utama penting untuk mengembangkan aspek pembangunan dalam satu
daerah. Apabila semakin banyak modal yang tersedia semakin pesat pembangunan satu daerah

·         Teknologi

    Teknologi saat ini menjadi factor utama dalam proses pembangunan. Dengan
teknologi dapat mempermudah, mempercepat proses pembangunan


Aplikasi dan Penegakan Hukum Pranata Pembangunan


       Apa pentingnya hukum pranata pembangunan dan mengapa harus ada yang namanya Hukum Pranata Pembangunan. Dalam membangun suatu bangunan diperlukan adanya hukum yang berlaku. Pentinya kita mempelajari hukum pranata pembangunan ini juga dapat membuat kita memahami praturan praturan lebih dalam serta hal hal apa saja yang harus dilakukan saat membangun suatu bangunan. Kita tidak hanya merancang dan mendirikan namun juga memperhatikan hukum yang telah berlaku agar suatu daerah tersebut dapat tertata rapih



Rabu, 27 Januari 2016

ARSITEKTUR BIOKLIMATIK

Arsitektur bioklimatik adalah suatu pendekatan yang mengarahkan arsitek untuk mendapatkan penyelesaian desain dengan memperhatikan hubungan antara bentuk arsitektur dengan lingkungannya dalam kaitannyan iklim daerah tersebut. Pada akhirnya bentuk arsitektur yang dihasilkan juga dipengaruhi oleh budaya setempat, dan hal ini akan berpengaruh pada ekspresi arsitektur yang akan ditampilakan dari suatu bangunan, selain itu pendekatan bioklimtaik akan mengurangi ketergantungan karya arsitektur terhadap sumber – sumber energi yang tidak dapat dipengaruhi.

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK
Perkembangan Arsitektur Bioklimatik berawal dari 1960-an. Arsitektur Bioklimatik merupakan arsitektur modern yang dipengaruhi oleh iklim. Arsitektur bioklimatik merupakan pencermian kembali arsitektur Frank Loyd Wright yang terkenal dengan arsitektur yang berhubungan dengan alam dan lingkungan dengan prinsip utamanya bahwa didalam seni membangun tidak hanya efisiensinya saja yang dipentingkan tetapi juga ketenangannya, keselarasan, kebijaksanaan, kekuatan bangunan dan kegiatan yang sesuai dengan bangunannya, “Oscar Niemeyer dengan falsafah arsitekturnya yaitu penyesuaian terhadap keadaan alam dan lingkungan, penguasaan secara fungsional, dan kematangan dalam pengolahan secara pemilihan bentuk, bahan dan arsitektur”.
Akhirnya dari Frank Wright dan Oscar Niemeyer lahirlah arsitek lain seperti Victor Olgay pada tahun 1963 mulai memperkenalkan arsitektur bioklimatik. Setalah tahun 1990-an Kenneth Yeang mulai menerapkan arsitektur bioklimatik pada bangunan tinggi bioklimatik yang memenangkan penghargaan Aga Khan Award tahun 1966 dan Award pada tahun 1966

Prinsip Desain Bioklimatik Menurut Yeang (Bioclimatic Skyscrapers)
1.     Penempatan Core Menurut Yeang, 
Posisi service core sangat penting dalam merancang bangunan tingkat tinggi. Service core bukan hanya sebagai bagian struktur, juga mempenagruhi kenyamanan ternal.
Posisi core dapat diklasifikasikan dalam tiga bentuk, yaitu :
a.    Core pusat

b.    Core ganda 

c.    Core tunggal terletak pada sisi bangunan.

Core ganda memiliki banyak keuntungan, dengan memakai dua core dapat dijadikan sebagai penghalang panas yang masuk kedalam bangunan. Penelitian harus menunjukkan penggunaan pengkondisian udara secara minimum dari penempatan service core ganda yang tampilan jendala menghadap utara dan selatan, dan core ditempatkan pada sisi timur dan barat. Penerapan ini juga dapat diterapkan pada daerah beriklim sejuk

2.    Menetukan Orientasi
Bangunan tingkat tinggi mendapatkan penyinaran matahari secara penuh dan radiasi panas. Orientasi bangunan sangat penting untuk menciptakan konservasi energi. Secara umum, susunan bangunan dengan bukaan menghadap utara dan selatan memberikan keuntungan dalam mengurangi insulasi panas.Orientasi bangunan yang terbaik adalah meletakkan luas permukaan bangunan terkecil menghadap timur – barat memberikan dinding eksternal pada luar ruangan atau pada emperan terbuka. Kemudian untuk daerah tropis peletakan core lebih disenangi pada poros timur-barat. Hal ini dimaksudkan daerah buffer dan dapat menghemat AC dalam bangunan.

3.    Penempatan Bukaan Jendela
Bukaan jendela harus sebaiknya menghadap utara dan selatan sangat penting untuk mendapatkan orientasi pandangan. Jika memperhatikan alasan easthetic, curtain wall bisa digunakan pada fasad bangunanyang tidak menghadap matahari. Pada daerah iklim sejuk, ruang transisional bisa menggunakan kaca pada bagian fasad yang lain maka teras juga berfungsi sebagai ‘ruang sinar matahari’, berkumpulnya panas matahari, sperti rumah kaca. Penempatan bukaan jendela pada bangunan bioklimatik dapat dilihat pada gambar 13 berikut ini.
Menggunakan kaca jendela yang sejajar dengan dinding luar dengan menggunakan kaca dengan sistem Metrical Bioclimatic Window (MBW). MBW didesain sebagai sistem elemen dengan fungsi yang dikhususkan untuk ventilasi, perlindungan tata surya, penerangan alami, area visualisasi, dan kebebasan pribadi serta sistem luar yang aktif.
Sistem MBW disadur dan disesuaikan dengan perkembangan zaman. Sistem ini bermaksud mengatur kondisi ternal ruangan dengan menggunakan maksud bioklimatik teknik, yaitu:
a.    Penurunan perolehan panas oleh radiasi surya.
b.    Control perolehan panas oleh konveksi dan penggunaan ventilasi silang ataupun dengan pemilihan cerobong asap.
Dengan penggunaan teknik diatas, maka pencahayaan lebih maksimal dan udara pada malam hari dapat menjadi lebih sejuk.

4.    Penggunaan Balkon
Menempatkan balkon akan membuat area tersebut menjadi bersih dari panel – panel sehingga mengurangi sisi panas yang menggunakan panas. Karena adanya teras – teras yang lebar akan mudah membuat taman dan menanam tanaman yang dapat dijadikan pembayang sinar yang alami, dan sebagai daerah fleksibel akan mudah untuk menambah fasilitas – fasilitas yang akan tercipta dimasa yang akan datang.

5.    Membuat ruang Transisional
Menurut Yeang, ruang transisional dapat diletakkan ditengah dan sekeliling sisi bangunan sebagai ruang udara dan atrium. Ruang ini dapat menjadi ruang perantaran antara ruang dalam dan ruang luar bangunan. Ruang ini bisa menjadi koridor luar seperti rumah – rumah toko tua awal abad sembilan belas di daerah tropis. Membuat ruang transisional pada fasad bangunan bioklimatik dapat dilihat pada gambar 15 berikut ini.
Menurut Yeang, penempatan teras pada bagian dengan tingkat panas yang tinggi dapat mengurangi penggunaan panel – panel anti panas. Hal ini dapat memberikan akses ke teras yang dapat juga digunakan sebagai area evakuasi jika terjadi bencana seperti kebakaran. Penggunaan balkon pada bangunan bioklimatik dapat dilihat pada gambar 14 berikut ini.Atrium sebaiknya tertutup, tetapi diletakkan diantara ruangan. Puncak bangunan sebaiknya dilindungi oleh sirip – sirip atap yang mendorong angin masuk kedalam bangunan. Hal ini juga bisa di desain sebagai fungsi Wind scoopsuntuk mengendalikan pengudaraan alami yang masuk kedalam bagian gedung.

6.    Desain Pada Dinding
Penggunaan mebran yang menghubungkan bangunan dengan lingkungan dapat dijadikan sebagai kulit pelindung. Pada iklim sejuk dinding luar harus dapat menahan dinginnya musim dingin dan panasnya musim panas. Pada kasus ini, dinding luar harus seperti pelindung insulasi yang bagus tetapi harus dapat dibuka pada musim kemarau. Pada daerah tropis dinding luar harus bisa digerakkan yang mengendalikan dan cross ventilation untuk kenyamanan dalam bangunan. Desain dinding pada bangunan bioklimatik.

7.    Hubungan Terhadap Landscape
Menurut Yeang, lantai dasar bangunan tropis seharusnya lebih terbuka keluar dan menggunakan ventilasi yang alami karena hubungan lantai dasar dengan jalan juga penting. Fungsi atrium dalam ruangan pada lantai dasar dapat mengurangi tinggkat kepadatan jalan. Tumbuhan dan lanskap digunakan tidak hanya untuk kepentingan ekologis dan eastetik semata, tetapi juga membuat bangunan menjadi lebih sejuk. Hubungan terhadap landscape dapat dilihat pada gambar 17 berikut ini.

Mengintegrasikan antara elemen boitik tanaman dengan elemen boitik, yaitu : bangunan. Hal ini dapat memberikan efek dingin pada bangunan dan membantu proses penyerapan O2 dan pelepasan CO2.

8.    Menggunakan Alat Pembayang Pasif
Menurut Yeang, pembayang sinar matahari adalah esensi pembiasan sinar matahari pada dinding yang menghadap matahri secara langsung (pada daerah tropis berada disisi timur dan barat) sedangkan croos ventilationseharusnya digunakan (bahkan diruang ber-AC) meningkatkan udara segar dan mengalirkan udara panas keluar. Penggunaan alat pembayang pasif dapat dilihat pada gambar 18 berikut ini
Pemberian ventilasi yang cukup pada ruangan dengan peraturan volumetric aliran udara. Dengan adanya ventilasi, maka udara panas diatas gedung dapat dialirkan kelingkungan luar sehingga dapat menyegarkan ruangan kembali.

9.    Penyekat Panas Pada Lantai
Menurut Yeang, insolator panas yang baikpada kulit bangunan dapat mengurangi pertukaran panas yang terik dengan udara dingin yang berasal dari dalam bangunan. Karakterisitk thermal insulation adalh secara utama ditentukan oleh komposisinya. Denga lasan tersebut maka thermal insolation dibagi menjadi lima bagian utama, walaupun banyak insulator yang utama kerupakan turunan produk jenis – jenis ini. Penyekat panas pada lantai bangunan bioklimatik dapat dilihat pada gambar 19 berikut ini.
Lima jenis utama, adalah :
a.    Flake (serpihan)
b.    Fibrous (berserabut)
c.    Granular (butiran – butiran)
d.    Cellular (terdiri dari sel)
e.    Reflective (memantulkan)

10. Struktur massa bangunan bekerja melepas panas pada siang hari dan melepas udara dingin pada siang hari. Pada iklim sejuk struktur bangunan dapat menyerap panas matahari sepanjang siang hari dan melepaskannya pada siang hari. Solar window atau solar-collector heat ditempatkan didepan fisik gedung untuk menyererap panas matahari.


Sumber:

http://archiholic99danoes.blogspot.co.id/2011/05/arsitektur-bioklimatik.html