SEJARAH
Tengoklah
Rumah Tua Pondok Cina. Rumah bergaya arsitektur Belanda itu harus terapit
megahnya pembangunan hotel di area pusat perbelanjaan megah Margo City. Mungkin
musisi legendaris Iwan Fals tak salah jika dia pernah membuat lagu berjudul
'Ujung aspal Pondok Gede'. "Sampai saat tanah moyangku tersentuh sebuah
rencana dari serakahnya kota," begitu petikan reff rain karya Virgiawan
Listanto yang masih membumi saat ini. Petikan itu seolah menjadi pembenaran
atas pembangunan sebuah kota. Esensi pembangunan massal menjadi seolah wajar
jika situs bersejarah harus menjadi kenangan. "15 tahun lalu rumah itu
masih dalam kondisi utuh," kata Adi, 50 tahun warga asli Pondok Cina saat
ditemui kemarin. Kini bangunan itu memang terbengkalai.
Tepatnya
sejak pembangunan hotel tepat di depan Margo City Square. Area di pelataran
rumah tua Pondok Cina kini ditutup sementara oleh pengembang Margo City, PT
Puri Dibya. Rumah itu memang menjadi daya tarik bagi pengunjung Margo City.
Ulasan sejarah Kota Depok itu pun ditorehkan melalui media reklame buat
menambah daya tarik pengetahuan pengunjung. Sebelum ditutup sementara, rumah
Pondok Cina pernah dijadikan cafe. Oh La La Cafe pernah nangkring di rumah tua
itu untuk melengkapi sarana area pusat perbelanjaan Margo City Square. Setelah
itu Old House Coffe menjadi penghuni selanjutnya. Pengunjung bisa menikmati
kopi sambil berhayal jadi tuan tanah. Maklum, Old House Coffe memanjakan pengunjung
dengan menyeruput kopi sambil menikmati sisa gaya arsitektur Belanda rumah tua
itu.
Kini rumah itu seoalah tak
terurus. Cat di dinding rumah tua Pondok Cina sebagian mengelupas. Pelataran
dengan lantai berwarna merah itu bercampur dengan tanah. Deru mesin pemotong
dari para pekerja bangunan hotel itu menjadi lagu merdu bagi para pengunjung
yang sekadar ingin melongok rumah Pondok Cina. Sekilas rumah itu memang tak
berubah. Namun beberapa bagian ada penambahan. Misalnya, atap rumah bisa
dijadikan tempat buat nongkrong. Padahal sebelum dibangun Margo City, rumah
Pondok Cina bisa dilihat ketika melintas di Jalan Margonda Raya. "Dulu
hanya dipagari seng dan berisi tukang tanaman," ujar Adi mengenang. Kini
jangan harap rumah Pondok Cina bisa terlihat dari Jalan Margonda Raya.
DAFTAR PUSTAKA :
https://www.merdeka.com/khas/nasib-tragis-situs-rumah-tua-pondok-cina-nasin-situs-pondok-cina-1.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar