Kamis, 25 Juni 2015
Kamis, 18 Juni 2015
MANUSIA DAN HARAPAN
PENGERTIAN HARAPAN
Setiap manusia mempunyai harapan.
Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang
akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada
ahli warisnya.
Harapan tersebut tergantung pada
pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan masing-masing.
Misalnya, Budi yang hanya mampu membeli sepeda, biasanya tidak mempunyai harapan
untuk membeli mobil. Seorang yang mempunyai harapan yang berlebihan tentu
menjadi buah tertawaan orang banyak, atau orang itu seperti peribahasa "Si
pungguk merindukan bulan"
Berhasil atau tidaknya suatu
harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai harapan, misalnya Rafiq
mengharapkan nilai A dalam ujian yang akan datang, tetapi tidak ada usaha,
tidak pemah hadir kuliah. Ia menghadapi ujian dengan santai. Bagaimana Rafiq
memperoleh nilai A. luluspun mungkin tidak.
Harapan hams berdasarkan
kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapan terwujud, maka perlu usaha dengan
sungguh-sungguh. Manusia wajib selalu berdoa. Karena usaha dan doa merupakan
sarana terkabulnya harapan.
Harapan berasal dari kata harap
yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi; sehingga harapan berarti sesuatu
yang diinginkan dapat terjadi. Dengan demikian harapan menyangkut masa depan.
PERSAMAAN HARAPAN DAN CITA-CITA
Harapan berasal dari kata harap
yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi, sehingga harapan berarti sesuatu
yang diinginkan dapat terjadi. Dengan demikian harapan menyangkut masa depan.
Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai
harapan tersebut.
Cita-cita merupakan impian yang
dimiliki seseorang sejak kecil atau sekarang dan dibatasi oleh batas waktu.
Seorang yang memiliki cita-cita jika impiannya tersebut ingin tercapai,
seseorang tersebut haru mempunyai usaha untuk menggapai cita-citanya tersebut
agar impiannya dapat terealisasikan. Dan didalam menggapai sebuah cita-cita
janganlah terlalu ambisius karena itu akan berdampak yang buruk bagi diri
sendiri.
Cita-cita yang baik adalah
cita-cita yang ingin dicapai dengan usaha yang keras, inovasi, pantang menyerah
dan mandiri, walaupun orang tersebut telah jatuh dalam menggapai cita-citanya
tetapi jika orang tersebut memiliki tekat atau pantang menyerah maka orang
tersebut akan terus berusaha dalam menggapai cita-cita atau impiannya tersebut.
Berhubungan dari hal diatas
persamaan harapan dan cita-cita yaitu keduanya menyangkut masa depan karena
belum terwujud dengan melakukan cara usaha yang keras dan sebagainya.
APA SEBAB MANUSIA MEMPUNYAI HARAPAN
Menurut kodratnya manusia itu
adalah mahluk sosial. Setiap lahir ke dunia langusung disambut dalam suatu
pergaulan hidup, yakni di tengah suatu keluarga atau anggota masyarakat
lainnya. Tidak ada satu manusiapun yang luput dari pergaulan hidup. Ditengah –
tengah manusia lain itulah, seseorang dapat hidup dan berkembang baik
fisik/jasmani maupun mental/ spiritualnya.
Ada dua hal yang mendorong orang hidup bergaul dengan
manusia lain, yakni dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup.
1. Dorongan
Kodrat
Kodrat ialah sifat, keadaan, atau pcmbawaan alamiah yang
sudah terjelma dalam diri manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan.
Misalnya menangis, bergembira, berpikir, berjalan, berkata, mempunyai keturunan
dan sebagainya. Setiap manusia mempunyai kemampuan untuk itu semua
2. Dorongan
Kebutuhan Hidup
Sudah kodrat pula bahwa manusia mempunyai bermacam-macam
kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup itu pada garis besamya dapat dibedakan atas
kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani.
Dengan adanya dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup
itu maka manusia mempunyai harapan. Pada hakekatnya harapan itu adalah
keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Menurut Abraham Maslow sesuai dengan kodratnya harapan
manusia atau kebutuhan
manusia itu ialah:
a) Kelangsungan
hidup (survival)
b) Keamanan
(safety)
c) Hak dan
kewajiban mencintai dan dicintai (be loving and love)
d) Diakui
lingkungan (status)
e) Perwujudan
cita-cita (self actualization)
PENGERTIAN DOA
Kata doa atau prārthanā (dalam
bahasa Sansekerta) berasal dari dua kata ‘prā dan ‘artha’ yang artinya memohon
dengan sungguh-sungguh. Dengan kata lain, meminta sesuatu hal kepada Tuhan YME
dengan kerinduan yang intensif.
Doa mencakup rasa hormat, cinta,
permohonan dan iman/ keyakinan. Melalui sebuah doa, seorang pengabdi/ bhakta
mengungkapkan ketidakberdayaan nya dan menyerahkan sikap pelaksanaan dari suatu
pekerjaan kepada Tuhan YME. Menyerahkan sikap pelaksana kepada Tuhan YME
berarti kita mengakui bahwa Tuhan membantu kita dan Ia yang menyelesaikan
pekerjaan itu. Doa adalah suatu alat penting dalam praktik spiritual secara
umum di jalan spiritual Devosi/ pengabdian.
KEPERCAYAAN
Definisi kepercayaan dari beberapa ahli dari Jurnal Dimensi
Teknik Sipil, 8(2) Sep 2006: 55-62, Tingkat Kepercayaan dalam Hubungan
Kemitraanantara Kontraktor dan Sub Kontraktor di Surabaya oleh Lendra dan Andi:
1. Kepercayaan
adalah bagian psikologis terdiri dari keadaan pasrahuntuk menerima kekurangan
berdasarkan harapan positif dari niat atau perilaku orang lain.
2. Kepercayaan
adalah gagasan psikologis, pengalaman dari hasilinteraksi dari nilai-nilai,
sikap, suasana hati, dan emosi dengan orang lain.
3. Kepercayaan
adalah sesuatu yang diharapkan dari kejujuran dan perilaku kooperatif
berdasarkan saling berbagi norma-norma dannilai-nilai yang sama.
4. Kepercayaan
adalah derajat dimana seseorang yang percaya menaruhsikap positif terhadap
keinginan dan baik dan keandalan orang lainyang dipercayanya di dalam situasi
yang berubah-ubah dan beresiko.
5. Kepercayaan berada dalam lingkungan dimana
ada ketidakpastian danresiko; kepercayaan mencerminkan suatu aspek kemungkinan
yaitu pengharapan.
6. Kepercayaan
adalah keyakinan bahwa orang lain tempat kita bergantung akan memenuhi
harapan-harapan kita kepadanya.
7. Kepercayaan
adalah harapan seseorang, asumsi-asumsi atau keyakinanakan kemungkinan tindakan
seseorang akan bermanfaat,menguntungkan atau setidaknya tidak mengurangi
keuntungan yang lainnya.
TIGA TEORI KEBENARAN
1. Teori
Kebenaran Korespondensi
Teori kebenaran korespondensi adalah teori yang berpandangan
bahwa pernyataan-pernyataan adalah benar jika berkorespondensi terhadap fakta
atau pernyataan yang ada di alam atau objek yang dituju pernyataan tersebut.
Kebenaran atau suatu keadaan dikatakan benar jika ada kesesuaian antara arti
yang dimaksud oleh suatu pendapat dengan fakta. Suatu proposisi adalah benar
apabila terdapat suatu fakta yang sesuai dan menyatakan apa adanya. Teori ini
sering diasosiasikan dengan teori-teori empiris pengetahuan.
2. Teori
Kebenaran Koherensi
Teori kebenaran koherensi adalah teori kebenaran yang
didasarkan kepada kriteria koheren atau konsistensi. Suatu pernyataan disebut
benar bila sesuai dengan jaringan komprehensif dari pernyataan-pernyataan yang
berhubungan secara logis. Pernyataan-pernyataan ini mengikuti atau membawa
kepada pernyataan yang lain. Seperti sebuah percepatan terdiri dari
konsep-konsep yang saling berhubungan dari massa, gaya dan kecepatan dalam
fisika.
Kebenaran tidak hanya terbentuk oleh hubungan antara fakta
atau realitas saja, tetapi juga hubungan antara pernyataan-pernyataan itu
sendiri. Dengan kata lain, suatu pernyataan adalah benar apabila konsisten
dengan pernyataan-pernyataan yang terlebih dahulu kita terima dan kita ketahui
kebenarannya.
3. Teori
Kebenaran Pragmatis
Teori kebenaran pragmatis adalah teori yang berpandangan
bahwa arti dari ide dibatasi oleh referensi pada konsekuensi ilmiah, personal
atau sosial. Benar tidaknya suatu dalil atau teori tergantung kepada berfaedah
tidaknya dalil atau teori tersebut bagi manusia untuk kehidupannya. Kebenaran
suatu pernyataan harus bersifat fungsional dalam kehidupan praktis.
Sumber :
·
http://id.wikipedia.org/wiki/Harapan
·
https://abra139210.wordpress.com/2011/05/24/manusia-dan-harapan/
·
http://www.organisasi.org/1970/01/definisi-doa-doa-berdoa-arti-pengertian-taca-cara-dan-waktu-mustajab-agama-islam.html
Langganan:
Postingan (Atom)